Bukan jadi rahasia bila Indonesia memiliki wisata sejarah yang mengesankan. Penjajahan Belanda dan Jepang memang menyisakan sebuah kenangan kelam dan sebuah bangunan yang menarik untuk disimak. Inilah salah satu beberapa alasan mengapa saat ini, banyak wisatawan yang mulai melirik negeri ini dan menjadikannya sebagai destinasi liburan mereka.
Salah satu jejak sejarah yang cukup membanggakan terletak di Sumatera Barat. Dimana, benteng ini masih berdiri kokoh, kita pun bisa melihat apa saja yang sempat terjadi zaman dahulu di tempat ini. di Benteng Fort De Kock yang tak pernah sepi pengunjung.
Mengenal Benteng Dari Sejarahnya
Mendengar nama Benteng ini ingatan kita akan kembali ke masa Imam Bonjol. Dimana, waktu itu Pemerintah Hindia Belanda membangunnya untuk menahan serangan dari rakyat minang yang sekan tidak pernah berhenti.
Baca Juga, Masjid Tuo Kayu Jao Simbol Islam dan Adat Masyarakat Minangkabau
Benteng ini sendiri di bangun pada tahun 1826 oleh Johan Heinrich Conrad Bauer. Beliau adalah seorang pemimpin pasukan tentara Hindia Belanda yang bertugas di pedalaman Sumatera Barat.
Latar belakang didirikannya benteng ini berawal dari perang paderi yang sempat terjadi di negeri Minang. Pertarungan sengit antara kaum adat dengan kaum paderi yang menjunjung tinggi ajaran islam.
Pihak Belanda pun mencoba turut campur tangan dengan membatu kaum adat. Tetapi, seiring berjalannya waktu kaum adat merasa dirugikan sehingga, mereka pun bergabung dengan kaum paderi.
Pemberontakan inilah yang membuat pihak Belanda mendirikan benteng yang diberi nama Sterreschans ini. Kemudian, namanya di ganti menjadi Fort De Kock yang diambil dari nama letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, sekaligus komandan militer yaitu Hendrik Merkus Baron de Kock
Renovasi Benteng Fort de Kock Besar-Besaran
Berbeda dengan benteng lainnya yang masih berdiri kokoh. Benteng ini sudah tidak lagi berbentuk sebagaimana mestinya seperti sebuah bak air yang di depannya terdapat sebuah parit yang mempunyai kedalaman kurang lebih 3 meter.
Tetapi, jangan bersedih dahulu tidak semua peninggalannya hancur, masih ada beberapa meriam dengan panjangnya mencapai 280 centimeter. Disini, kita bisa melihat ada tahun pembuatan meriam ini yang bertuliskan 1813. Dan juga prasasti yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris.
Pada tahun 2002, pemerintah setempat mencoba memoles kembali bangunan ini agar jejak sejarahnya tidak ditinggalkan. Hingga akhirnya terbentuklah Taman kota dan juga Taman burung yang ternyata menjadi serbuan wisatawan.
Fasilitas yang Ditawarkan Untuk Wisatawan
Selain meriam dan pahatan prasasti. Kita juga bisa menikmati kursi-kursi taman yang nyaman. Musholla bagi anda umat muslim untuk beribadah. Toko oleh-oleh yang menawarkan berbagai macam camilan khas serta souvenir unik. Ada lagi toilet yang bersih dan harum.
Tidak hanya sampai disitu saja. Benteng Fort De Kock juga menawarkan beberapa fasilitas lainnya yang menjadi alasan mengapa anda harus datang ke tempat ini.
1. Berdiri Di Atas Bangunan Benteng
Kita pun juga bisa menikmati sebuah bangunan putih yang terdiri dari dua anak tangga. Inilah benteng Fort De Kock yang tersisa. Pertama, anda akan disuguhkan dengan pesona alam dari taman ini. Kedua, dengan sudut kemiringan 45 derajat, anda akan disuguhkan dengan pemacar radio dan gubug kecil.
2. Area Playground
Tidak hanya orang dewasa yang bisa menikmati keindahannya melainkan anak-anak pun juga bisa dengan hadirnya wahana permainan Playground. Ada Sebuah istana yang berisi perosotan, ayunan, dan juga jungkat-jungkit yang siap menghibur anak-anak.
3. Sangkar Burung
Saat memasuki pintu gerbang, kita sudah disambut dengan beberapa sangkar burung. Ada burung kaka tua, ada burung nuri, ada buruk Jalak yang bisa kita nikmati disini. Tak Jarang pula burung-burung ini akan bersahutan dan menghadirkan suasana alam yang mengesankan.
Jalan Menuju ke Benteng Fort de Kock
Benteng Fort De Kock terletak di Jl. Yos Sudarso, Benteng Ps Atas, Guguk Panjang, Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat 26136. Dari Masjid Mutsa Bukit tinggi hanya berjarak 3 km saja. membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit.
Menuju ke objek wisata ini kita bisa menggunakan bus atau angkutan umum dimana, perjalanan anda bisa dimulai dari SMAN 3 Bukit Tinggi. Ambil bus atau angkutan dengan jurusan Pasar Bawah – Simpang Aur. Anda akan melewati 7 pemberhentian sebelum turun di RSUD. Dr. Achmad Mochtar setelah itu jalan kaki sejauh 200 meter. Anda akan tiba di titik lokasi.
Biaya yang dikeluarkan untuk naik bus atau angkutan ini antara 4 ribu hingga 6 ribu rupiah. Membutuhkan waktu perjalanan 32 menit. Tetapi, bila ingin menggunakan kendaraan pribadi, anda bisa sewa mobil Innova atau sewa bus yang tersebar luas di daerah bukit tinggi atau juga Padang. Dengan harga bersahabat dan sopir yang ramah.
Informasi Harga Tiket Dan Jam Operasional
Menikmati semua sajian disini, kita akan dikenakan biaya sebesar 15 ribu rupiah. Bagi yang ingin menikmati fasilitas menunggang kuda dan gajah. Kita akan dikenakan biaya tambahan sebesar 5 ribu rupiah.
Selain itu, kita juga bisa menyewa area taman untuk acara-acara penting seperti gathering dengan harga kurang lebih 2 jutaan. Sedangkan, untuk jam operasionalnya objek wisata ini akan buka pada pukul 09:30 hingga 17:30. Khusus hari jumat Benteng Fort De Kock akan tutup.
Baca Juga, Banto Royo Agam, Wisata Baru yang Lagi Hits di Sumbar
Benteng Fort De Kock adalah bukti bila wisata sejarah di Indonesia memang diperhatikan dan dikembangkan dengan baik. Walau masih ada beberapa yang terbengkalai. Ayo datang dan nikmati perjuangan dalam mengusir penjajah versi rakyat sumatera barat. Jika berkunjung bersama rombongan agar lebih mudah sebaiknya menggunakan sewa bus.
Leave A Comment