Nama Tempat Wisata | Kawasan Saribu Rumah Gadang |
---|---|
Lokasi | Kota Baru, Sungai Pagu, Solok Selatan, Sumatera Barat 27776 |
Jam Buka | Senin – Sabtu: 09.30-17.30 WIB Kamis: 09.30-13.45 WIB |
Provinsi | Sumatera Barat |
Telepon | 0813-7824-9309 |
Website | – |
Petunjuk Arah | Klik di sini |
Kawasan Saribu Rumah Gadang merupakan kawasan dimana banyak terdapat rumah gadang dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Rumah gadang sendiri merupakan rumah tradisional dari suku Minangkabau. Kawasan yang menjadi Kampung Adat Terpopuler di Indonesia (2017) ini disebut juga dengan Nagari Koto Baru.
Menginap di Saribu Rumah Gadang
Kawasan Saribu Rumah Gadang Minangkabau ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan dengan waktu perjalanan 3-4 jam dari Padang dengan rute Padang – Alahan Panjang. Jika dari Jam Gadang, Bukittinggi dengan rute Padang – Solok, Anda butuh waktu sekitar 5 jam.
Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi, umum, atau bahkan sewa mobil Padang. Untuk mencapai tempat wisata ini, Anda harus melewati jalanan yang berliku dan juga dikelilingi bukit. Anda juga akan melewati pemandangan yang memanjakan mata. Misalnya danau atas dan danau bawah, kebun teh dan sayur warga.
Anda bisa mencoba untuk tinggal di rumah gadang yang difungsikan sebagai homestay. Setidaknya terdapat 7 rumah adat dengan harga sewa per malam sekitar Rp200.000. Biaya tersebut sudah termasuk makan malam dan sarapan, seperti lapek sagan dan pangek pisang.
Untuk tinggal di rumah gadang, maka Anda harus mentaati ketentuan tertentu. Untuk pria, harus mengenakan celana panjang. Sedangkan untuk perempuan, jika tidak berhijab maka harus mengenakan kerudung untuk menutup kepala.
Baca Juga : Liburan Seru ke Berbagai Tempat Wisata di Lawang Adventure Park
Nilai Budaya di Saribu Rumah Gadang
Di Nagari Saribu Rumah Gadang ini, Anda akan menemukan banyak nilai budaya dan kesenian. Ada pentas kesenian, benda peninggalan sejarah, pakaian tradisional dan arena permainan tradisional. Kesenian yang ditunjukkan adalah pertunjukan serunai dan bela diri silat.
Kawasan Saribu Rumah Gadang Alam Surambi Sungai Pagu ini merupakan peninggalan dari kerajaan Sungai Pagu. Tercatat terdapat 138 unit rumah gadang dan rata-rata dibangun tahun 1970an Akan tetapi, bila dihitung secara keseluruhan di Nagari Koto Baru, jumlahnya bisa mencapai seribu unit.
Rumah gadang memiliki bentuk yang unik dengan atap yang bergonjong. Bangunan utama dari rumah gadang menggunakan kayu yang berhiaskan ukiran tradisional khas Minang. Di kawasan Nagari Koto Baru ini, ratusan rumah gadang tersusun rapi. Beberapa masih terawat dengan baik namun ada diantaranya yang sudah terbengkalai.
Ada ciri tersendiri untuk rumah gadang yang ada di sini. Untuk rumah gadang Suku Melayu Buah Anau ini memiliki 5 rangkiang (lumbung padi) besar di halaman depan atau kanan. Hingga kini, untuk rumah bagonjong yang memiliki status rumah adat sudah tidak banyak dihuni. Biasanya hanya dipergunakan untuk pelaksanaan upacara adat ataupun ketika keluarga besar datang.
Rumah Gadang Malayu Buah Enau di Koto Baru
Rumah gadang yang ada di Koto Baru ini dihuni oleh beberapa suku Minang. Beberapa diantaranya adalah Melayu, Sikumbang dan Tigo Lareh. Di rumah gadang milik suku Malayu Buah Enau atau Datuak Lelo Panjang memiliki fungsi sebagai berikut:
● Tempat pengangkatan Khatib.
● Silaturahmi anggota kaum
● Tempat musyawarah pemangku adat.
● Tempat penyelenggaraan pernikahan dan kematian.
Di rumah gadang tersebut, dulunya dipergunakan untuk tepatan Rajo Malayu Kampung. Rumah adat tradisional Minang yang bertipe gajah Maharam punya 7 gonjong (4 di kanan, 3 di kiri). Gonjong merupakan atap yang berbentuk seperti tanduk yang lancip ke atas.
Rumah gadang Maharam yang asli menggunakan kayu hitam yang biasanya disebut dengan kayu besi untuk tonggak rumah. Di bagian dalam ada 2 anjungan di kedua sisi rumah. Di rumah ini Maharam tersebut, terdapat 36 tiang, 2 pintu masuk, 10 jendela kayu.
Itulah informasi singkat mengenai Kawasan Saribu Rumah Gadang di Sumatera Barat. Setidaknya 33 rumah gadang, sesuai survei Kementerian PUPR akan direvitalisasi untuk upaya pengembangan kampung adat ini. Semoga informasi di atas menambah wawasan Anda dan jangan lupa dibagikan di media sosial Anda.